Papan Nama SC GMKI Yogyakarta

Menyambut setiap orang yang datang ^^

Drama Paskah,

Sebuah Kreasi Refleksi Iman

Suasana setelah Diskusi,

SC Masih tetap Ramai

Proses Membasuh Kaki,

Simbol Pelayanan dan Penyambutan kepada Anggota Baru GMKI

Sidang Pleno 1 BPC 2011-2013,

Forum Pembahasan Program Cabang

Pelatihan Appreciative Inquiry,

Melatih untuk Bergerak dengan Aset!

Pelatihan Kemampuan Dasar Berorganisasi,

Bekal Perserta dalam Berorganisasi

Kongres GMKI ke-33 di Manado,

Forum Pembahasan Nasional GMKI

Delegasi Kongres GMKI ke-33 di Manado,

Pejuang dan Penyumbang Pemikiran

Usaha Dana Kaos GMKI,

Kreasi Pengumpulan Dana untuk Kebutuhan Delegasi Kongres ke-33

Kecab Palembang-Kecab Jogja,

Keluarga dalam Tuhan dan GMKI

Berkunjung ke Rumah Senior,

Upaya untuk Menjaga Relasi

Stand Expo Pergerakan di FT UGM

Upaya Pengenalan dan Aksi Pelayanan Perguruan Tinggi

Aksi Tolak Kenaikan Harga BBM,

Bentuk Aksi Pelayanan Masyarakat dari GMKI

Refleksi dan Ziarah Hari Pahlawan,

Upaya Mengenang dan Membangkitkan Semangat Para Pahlawan

Monday, September 9, 2019

Audensi BPC dengan Rektor UKRIM Yogyakarta


Sleman - Badan Pengurus Cabang GMKI Yogyakarta masa bakti 2018-2020 melakukan audensi dan silaturahmi dengan kampus UKRIM pada tanggal 07 September 2019 yang bertempat di ruang III/A/6z.

Kedatangan GMKI Yogyakarta disambut baik oleh Rektor UKRIM Dr. Eka Setyadi, M.Pd.K, didampingi Warek III Bidmawa, Liefson dan Dosen tetap UKRIM David. Dari GMKI sendiri juga hadir Ketua Cabang GMKI Yogyakarta Yohanes Masudede S.H., M.H., Bendahara Cabang Hamedoni Harita, S.T. dan Bendahara Komisariat, Krisda sebagai perwakilan dari Komisariat Elia.

Pada pertemuan tersebut BPC GMKI Yogyakarta dipersilahkan untuk menyampaikan hal-hal yang ingin disampaikan, dan ada dua hal penting yang disampaikan yaitu pertama berkaitan dengan kondisi kebangsaan yang terjadi akhir-akhir ini. Kedua peran gerakan mahasiswa kristen dalam mengawal setiap permasalahan maupun isu yang dapat mengancam kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara di NKRI ini, ucap ketua cabang GMKI Yogyakarta 

Oleh karena itu, besar harapan BPC GMKI Yogyakarta dalam pertemuan ini dapat menjalin kerjasama yang lebih intens dengan pihak kampus UKRIM baik itu soal pelayanan mahasiswa kristen maupun dalam mengawal persoalan bangsa saat ini. Karena UKRIM merupakan kampus yang hampir 90% adalah mahasiswa beragama kristen sehingga keterlibatannya di dalam berproses di GMKI Yogyakarta akan menjadi sebuah hal yang sangat penting.

Organisasi ekstrnal mahasiswa dalam hal ini Gmki sangat tepat  kehadirannya di tengah-tengah mahasiswa Kristen sebagai wadah pemersatu dalam membentuk karakter mahasiswa Kristen yang beriman dan berilmu berdasarkan kasih, dengan selalu mengingat kuliah adalah prioritas, tutur Rektor Ukrim

Warek III bidmawa Ukrim menambahkan untuk membangun kerjasama ada baiknya diskusi terus dilaksanakan antara pihak kampus dan organisasi mahasiswa di internal kampus sehingga dapat  menyesuaikan dgn Visi Misi kampus. (Yohanes Masudede)

Seminar Nasional Dan Pelatihan Advokasi Perempuan


Daerah Istimewa Yogyakarta - Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia menggelar seminar nasional dan pelatihan advokasi perempuan yang bertemakan perempuan cerdas, perempuan berdaya yang dilaksanakan di Yogyakarta bertempat di auditorium UKDW pada tanggal 29 Agustus 2019.
Kegiatan ini di buka oleh Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc. (Wantimpres) dan didampingi oleh ketua umum Pengurus Pusat GMKI, Korneles Galanjinjinay, Rektor UKDW Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D. serta ketua cabang GMKI Yogyakarta, Yohanes Masudede selaku tuan rumah dari kegiatan ini.
Hadir juga mantan Wakil Ketua DPD RI Gusti Kanjeng Ratu Hemas sebagai keynote speaker dalam kegiatan seminar dan pelatihan advokasi perempuan tersebut. Gusti Kanjeng Ratu Hemas Menyampaikan “Saya merasa bangga mendukung kegiatan ini sebagai perwujudan bentuk potensi kaum perempuan Indonesia di Indonesia dan khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta, yang selama ini saya selalu perjuangkan untuk kemajuan kaum perempuan sesuai dengan martabat dan hakekat kaum perempuan.” Ungkap GKR Hemas
“Upaya memberdayakan kaum perempuan sudah di gagas sejak pemerintahan orde baru dengan dibentuknya kementerian yang mempunyai urusan di bidang pemberdayaan perempuan dan dilanjutkan sampai pemerintah saat ini. Peran kaum perempuan yang diharapkan tidaknya hanya urusan domestik rumah tangga saja, tetapi dalam segala sektor dan bidang yang sesuai dengan martabat dan hakekat kaum perempuan yaitu seperti di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Kaum perempuan tidak boleh pasif. Berperan dalam semua sektor itu adalah hak kaum perempuan. Hak itu harus diperjuangkan.” Tambah GKR Hemas 
Ketum umum Pengurus Pusat GMKI Korneles Galanjinjinay dalam sambutan menyampaikan bahwa “melihat data dari Komnas perempuan maka ada sekitar 348.446 kasus kekerasan terhadap perempuan. Oleh sebab itu, maka pendekatan penyelesaian kasus kekerasan perempuan harus di mulai dari hulu sampai ke hilir.” Ungkapnya. “Mulai dari pendidikan, pelatihan, policy (kebijakan/UU), advokasi dan penegakan hukum.” Tambahnya.
Adapun narasumber dalam seminar tersebut yaitu Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc., Dr. Ir. Arianti Ina Restuani Hunga, M.SI (akademisi UKSW), Pdt. Krise Gosal (wakil sekretaris umum PGI) dan Yowanda (Sekfung PKP PP GMKI).
Seminar tersebut hadiri oleh berbagai elemen masyarakat baik itu peserta pelatihan advokasi perempuan, lembaga keumatan, kampus, kelompok cipayung plus, maupun dari kalangan masyarakat pada umumnya. (Yohanes Masudede)

Saturday, August 17, 2019

Ziarah dan Refleksi Peringatan Hari Kemerdekaan



Perayaan HUT kemerdekaan Indonesia yang dilaksanakan setiap tahun oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia bukan hanya sebatas perayaan serimonial, tetapi lebih dari itu momentum HUT Indonesia ke-74 adalah momentum historis berdirinya Indonesia sebagai sebuah negara yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Dalam refleksi HUT Indonesia yang ke-74 Gerekan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Yogyakarta melakukan ziarah ke makam Jendral Soedirman di Jl.Kusumanegara Kota Yogyakarta. Ketua Cabang GMKI Yogyakarta Yohanes Masudede, S.H.,M.H., mengajak seluruh komponen masyarakat untuk kembali merefleksikan cikal bakal perjuangan para Founding Father dalam merebut dan mempertahankan NKRI.

Yohanes juga meyampaikan bahwa perjuangan meraih kemerdekaan bukan hal yang mudah, para pahlawan rela mewakafkan jiwa dan raganya untuk merebut dan mempertahankan Indonesia sebagai sebuah negara dari tangan penjajah saat itu.

Nilai-nilai perjuangan yang diwariskan oleh para pahlawan harus tetap dipertahankan dan dilaksanakan oleh generasi muda saat ini, karena perjuangan generasi muda hari ini bukan lagi pertarungan fisik untuk merebut Indonesia dari tangan penjajah tetapi perjuangan generasi muda hari ini adalah pada tataran dialektika, ide dan gagasan.

Oleh sebab itu, dalam refleksi HUT Indonesia ke-74 ini, generasi muda dituntut harus mampu mengkristalisasi nilai-nilai perjuangan dalam bentuk ide, gagasan dan tindakan demi Indonesia yang dicita-citakan.


 Indonesia Menang

 Indonesia Maju

 Indonesia Jaya

 Merdeka ✊

Seruan Bersama Lembaga Keumatan Kristen di Daerah Istimewa Yogyakarta


Seruan Bersama Lembaga Keumatan Kristen

PERSEKUTUAN GEREJA DI INDONESIA Wilayah DIY (PGI)

PERSATUAN INTELEGENSIA KRISTEN INDONESIA (PIKI)

PERSATUAN WANITA KRISTEN INDONESIA (PWKI) GERAKAN ANGKATAN MUDA KRISTEN INDONESIA (GAMKI) GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA (GMKI) di Daerah Istimewa Yogyakarta



"Menyongsong Indonesia Maju Tanpa Penindasan Dalam Keadaban Relijius yang Berperikemanusiaan dan Berkeadilan Sosial”

Pendahuluan

Masyarakat Kristen di Indonesia sudah terlibat aktif sejak sebelum masa perjuangan kemerdekaan Indonesia dan ikut andil dalam mencapai proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Hal tersebut bisa ditandai dengan terbentuknya sembilan organisasi Kristen yaitu GSKI (siswa), GMKI (mahasiswa), GAMKI (angkatan muda), PWKI (wanita), PIKI (inteligensia), Pertakin (Tani), LKIK (Kebudayaan), Kespekri (Buruh/Pegawai), dan PARKINDO (Partai Kristen Indonesia) sebagai wahana aktualisasi peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada momentum awal kemerdekaan Republik Indonesia tersebut, kami merasakan sebagai subyek yang aktif dan ikut berperan strategis.

Namun kami mencatat di Daerah Istimewa Yogyakarta, kasus kekerasan berbasis agama dalam tahun 2018-2019 menunjukkan kecenderungan meningkat secara kuantitatif dan kualitatif. Kasus itu antara lain dengan adanya peristiwa kekerasan penyerangan fisik, munculnya kesepakatan warga yang diskriminatif untuk menolak umat beragama lain agar bisa tinggal di suatu daerah, munculnya penolakan camat yang tidak sesuai dengan agama mayoritas, sampai yang terakhir yaitu kasus pencabutan IMB rumah ibadah di Sedayu yang terfasilitasi bupati sebagaimana diatur oleh peraturan bupati merujuk peraturan bersama menteri nomor 8-9 tahun 2006. Saat ini kita telah memasuki 74 tahun kemerdekaan Indonesia, peran tokoh dan organisasi Kristen dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang dulu sangat kuat serta strategis, sekarang cenderung menjadi obyek persoalan pembangunan.
Kita masih banyak melihat persoalan yang belum terpecahkan secara optimal, kecenderungan persoalan seperti itu akan menjadi ancaman terhadap Pancasila dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika.

Kami organisasi keumatan Kristen di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan ini menyatakan sikap politik sebagai berikut :

1.   Kami mendukung Presiden Republik Indonesia untuk melindungi segenap warga negara dalam memperoleh hak dasarnya yaitu: hak kebebasan menjalankan ibadah agamanya, hak untuk mendapatkan akses atas keadilan didepan hukum, hak mendapatkan akses penghidupan yang layak, hak akses partisipasi, hak akses pendidikan dan kesehatan, serta terpenuhinya seluruh hak asasi manusia warga negara Indonesia.

2.   Kami mendorong dan mendesak Aparatur Sipil Negara dan penegak hukum baik di tingkat pusat sampai ke jajaran paling bawah agar menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara konsekuen, adil, dan tidak diskriminatif.

3.     Kami bergerak secara proaktif, bersama elemen bangsa lainnya untuk melawan setiap tindakan yang mengancam serta membahayakan tegaknya Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

4.      Kami mendorong keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta dan siap untuk berperan secara proaktif dalam upaya mensejahterakan masyarakat.

5.      Kami menyerukan kepada umat Kristen untuk tidak takut melawan setiap tindakan

diskriminatif maupun gerakan radikal dengan basis ideologi Khilafah.

Demikianlah seruan bersama sikap kami yang menjadi bagian dari rasa cinta Tanah Air Indonesia dan kontribusi kami demi kesejahteraan bersama serta perdamaian Bangsa dan Negara Indonesia.



Sunday, April 21, 2019

Kesetaraan Gender, perjuangan bersama laki- laki dan perempuan


PERAYAAN PASKAH & HARI KARTINI

Kesetaraan Gender, perjuangan bersama laki- laki dan perempuan

Oleh: Ray Adrian Purba


Ada yang menarik pada perayaan Paskah tahun ini, yang bersamaan dengan peringatan Hari Kartini yang merupakan salah satu tokoh kebangkitan Perempuan di Indonesia.

Dikisahkan pada Injil Lukas, orang2 pertama yang datang ke kubur Yesus adalah kaum perempuan. Mereka adalah orang-orang yang pertama kali melihat kubur telah kosong dan kemudian menceritakannya kepada para murid.

Dalam kebudayaan Orang Yahudi pada masa itu, Perempuan tidak dianggap sebagai manusia seutuhnya. Kebudayaan Patriarki yang sedemikian ketatnya, bahkan membuat perempuan tidak dapat dianggap sebagai saksi dan memberikan kesaksian, tidak dapat menjadi imam, bukan menjadi ahli waris utama, dianggap Najis pada periode proses biologis tertentu, dan lain sebagainya.

Hal ini terlihat kembali pada Kisah kebangkitan Yesus yang dikisahkan pada Injil Lukas. Ketika perempuan- perempuan itu kembali dari kubur dan menceritakan kesaksian mereka tentang Kubur yang telah kosong, para Murid tidak percaya dan menganggap apa yang disaksikan oleh para perempuan itu adalah omong kosong dan tidak dapat dipercaya.

"Dan setelah mereka kembali dari kubur, mereka menceriterakan semuanya itu kepada kesebelas murid dan kepada semua saudara yang lain. Perempuan-perempuan itu ialah Maria dari Magdala, dan Yohana, dan Maria ibu Yakobus. Dan perempuan-perempuan lain juga yang bersama-sama dengan mereka memberitahukannya kepada rasul-rasul.  Tetapi bagi mereka perkataan-perkataan itu seakan-akan omong kosong dan mereka tidak percaya kepada perempuan-perempuan itu."
(Lukas 24:9-11)

Dalam kejadian ini kita diperlihatkan bahwa "perempuan" yang pada saat itu mengemban posisi gender yang lemah, dipakai Tuhan sebagai orang-orang pertama yang menjadi saksi atas kebangkitanNya.
Ini menunjukkan bahwa Yesus yang telah bangkit menempatkan perempuan dalam posisi yang penting, strategis, dan mulia.

Melalui momen ini mengingatkan kita bahwa Yesus berkehendak menempatkan perempuan dalam posisi yang setara dengan laki-laki, dan Tuhan tidak memandang remeh / rendah perempuan.

Hari ini, 21 April adalah hari yang bertepatan dengan kelahiran R.A. Kartini, pejuang kesetaraan gender di Indonesia. Kebudayaan  nenek moyang Nusantara, khususnya Jawa pada saat itu juga meletakkan perempuan sebagai posisi yang tidak setara dengan laki-laki. Perempuan memiliki batasan- batasan tertentu dalam menjalankan hidup, misalnya untuk memperoleh pendidikan, mengekspresikan diri, bekerja dan memperoleh pendapatan, dan lain sebagainya. Namun, dalam situasi yang seperti itu, R.A. Kartini memberikan teladan melalui perjuangannya dalam memperjuangkan hak- hak perempuan. Hingga tiba pada saat sekarang ini, kesetaraan gender dan perlindungan hak-hak perempuan terus diperjuangkan.

Kesetaraan Gender dan Perlindungan hak-hak perempuan tidak hanya dapat diperjuangkan oleh kaum perempuan saja.
Kesetaraan gender harus diperjuangkan bersama- sama dengan kaum pria. Perlu adanya pula usaha Reformasi maskulinitas, yaitu usaha untuk menempatkan kaum pria setara dengan pekerjaan-pekerjaan yang selama ini diidentifikasi sebagai pekerjaan perempuan saja. Misalnya, merawat anak, membereskan rumah, dll. Dengan demikian, akan lebih mudah terwujud sebuah kesetaraan gender yang seutuhnya, bukan malah kesetaraan semu yang dimana malah membebankan perempuan yang di satu sisi dituntut untuk bekerja dan "setara" dengan laki-laki, namun di satu sisi masih dibebankan dengan kewajiban pokok dan mutlak nya sebagai perempuan, yaitu mengurus rumah, anak, dan suami.

Usaha dan inisiatif dari kedua belah pihak untuk kesetaraan gender adalah suatu keharusan, agar kesataraan yang dimaksud tidak lagi menjadi impian yang semu. Apalagi, salah satu permasalahan gender saat ini adalah mengenai pelecehan dan kekerasan seksual yang mayoritas dilakukan terhadap perempuan dan anak.

Semoga kesetaraan gender yang seutuhnya dapat segera kita wujudkan. Jayalah Perempuan !

Tuhan telah merancangkan skenario hebat dalam hidup kita


Tuhan telah merancangkan skenario hebat dalam hidup kita

Oleh:
Bonifasius Samongan Uot
 (Kader GMKI Cabang Yogyakarta)


Mungkin kita pernah mendengar peribahasa “keledai tidak akan jatuh ke dalam lubang yang sama untuk kedua kalinya”. Artinya orang bodoh tidak akan berbuat kesalahan yang sama. Kalimat ini berarti bahwa keledai sendiri belajar dari pengalaman. Pengalaman hidup yang dapat dilihat pada masa lampau. Saya rasa disinilah kita perlu belajar dari keledai, yang senantiasa belajar dari pengalaman. Tapi kenyataannya, berapa sering kita jatuh ke dalam lubang sama? Kerap kali kita mudah jatuh mengulangi kesalahan yang pernah kita perbuat sebelumnya, dan biasanya kita lakukan tanpa sadar.
Menyesal sih, tapi jatuh lagi, begitu berulang. Biasanya kita mengarah kepada sifat atau kebiasaan yang sepertinya sulit untuk kita rubah. Itulah saya, Anda dan kita semua. Namun Saya mau mengatakan bahwa hidup yang kita jalani pasti tidak terlepas dari iman, pengharapan, dan terima kasih. Siapa pun manusia itu, pasti harus memiliki iman atau kepercayaan kepada Allah. Tentu kesadaran memegang peranan penting agar kita tidak terus-menerus jatuh ke dalam jebakan yang sama.
Contohnya ketika kita melihat sebuah film yang berjudul the case of Christ, semakin seru konflik yang terjadi maka film itu akan semakin menarik. Jika adegan dalam film tersebut biasa-biasa saja, maka film tersebut akan kurang diminati. Di balik sebuah film yang hebat, tentu ada penulis skenario yang hebat pula. Begitu pula dengan hidup kita. Bila hidup kita ingin menjadi berkualitas, maka kita harus bisa berserah kepada Tuhan. Dia telah merancangkan skenario yang hebat dalam hidup kita dan Ia menunggu waktu di mana kita berbalik serta mengandalkan-Nya.
Saat kita menjalani skenario Tuhan, pastilah akan terjadi hal-hal yang menyakitkan bagi diri kita sendiri. Terkadang kita dituntut untuk tetap mengasihi walau kita terluka, kita harus tetap memberi walau berada di dalam kekurangan, dan kita harus tetap mengampuni walau dikecewakan berkali-kali. Tuhan ingin kita menjadi hebat dalam segala kebaikan. Tuhan ingin kita menjadi tak terkalahkan dalam hal mengasihi. Dan Tuhan ingin menjadikan kita sebagai saluran berkat dengan tetap memberi bagi sesama. Saluran berkat yang alirannya tak pernah kering dalam hidup kita. Sebagaimana tersurat dalam Kitab Suci “Barangsiapa yang percaya kepada-Ku, dalam hatinya akan terpancar mata air yang memberi hidup” (Yohanes 7:38).
Semua karena kasih Tuhan. Tidak ada yang lebih melegahkan selain berserah. Berserah bukan berarti berputus asa. Berserah adalah mengandalkan Tuhan dengan tetap berjalan dalam kehendak-Nya. Di dalam berserah, maka kita mempercayakan hidup untuk dikendalikan oleh Tuhan. Saat kita mengandalkan kekuatan diri sendiri dan menemui kegagalan, kita akan merasakan kekecewaan. Namun saat Tuhan yang pegang kendali, sekalipun rencana kita gagal, Tuhan akan menggantinya dengan rencana-Nya yang lebih baik. Seperti tertulis dalam Kitab Suci “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33). Artinya adalah tuhan telah membuat kerajaan kasih, kebenaran dan kedamaian dalam dunia ini, yaitu kerajaan keselamatan. Ketika Tuhan berbicara demiakian, berarti Tuhan sedang meminta kepada kita untuk membuat Dia dan pelayanan kepada-Nya menjadi perhatian yang tertinggi. Jika kita mau menyerahkan diri kita untuk melayani Allah, maka Dia akan melengkapi keperluan kita.
Sekarang yang menjadi pertanyaan buat kita sebagai anggota GMKI adalah bagaimana skenario kita menghadirkan Shaloom Allah ditengah-tengah lingkungan Masyarakat, Perguruan Tinggi dan Gereja. Kiranya Tuhan memberikan jalan keluar untuk pergumulan kita. Amin. Tuhan Yesus memberkati.
Ut Omnes Unum Sint!


Saturday, March 16, 2019

Menghidupi Keteladanan Yesus Kristus dalam Kehidupan Sehari-hari


MENGHIDUPI KETELADAN YESUS KRISTUS DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI

Oleh: Bonifasius Samongan Uot

Prodi Pendidikan Fisika
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
(Kader GMKI Cabang Yogyakarta)



PA GMKI Cabang Yogyakarta (Kamis, 14/03/19)

Pertanyaan refleksi “kalau waktu bisa di ulang, moment apa yang bisa di ulang?
Dalam kehidupan sehari-hari kita pernah mengalami kekecewaan sehingga ketika segalanya bentuk aktivitas kerja yang kita inginkan. Dalam pergumulan selalu memberi warna setiap langkah perjuangan. Harapan untuk selalu memperbaiki diri dan relasi dengan Tuhan Yesus maupun sesama menjadi sebuah resolusi untuk hari esok. Tidak jarang batuan terjal dan jalan berliku harus tetap dilalui dalam kesendirian sekalipun. Seringkali kita putus asa, hilang arah dan harapan, seiring dengan sirnanya semangat. Tentu saja kita tidak boleh mempertanyakan Tuhan dalam keadaan itu, seolah-olah kita lebih tahu dari Dia. Kita diajarkan untuk memahami dan berdoa kepada Tuhan apakah yang salah dalam langkah kita. Agar kita dapat belajar dan menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Kita mungkin pernah bertemu dengan orang yang mempertanyakan iman kita hal ini bisa muncul dari siapa saja, dan dimana saja. Mengapa mempercayai Yesus Kristeus sebagai Tuhan? Mengapa kita ke Gereja tentu saja masih banyak pertanyaan lainnya. Sebagai orang percaya, kita diminta selalu siap sedia dalam memberi pertanggungjawaban iman. Merupakan salah satu cara, kita harus menggunakan setiap kesempatan untuk tugas penting dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan memperingatkan kita, sebagai orang percaya, untuk terus belajar seperti keteladanan Yesus Kritus. GMKI memiliki peran penting dalam persekutuan iman dan menghadirkan syalom allah tengah-tengah setiap pelayanannya di Gereja, Perguruan Tinggi dan Masyarakat.
Hal pertama yang harus kita ingat adalah bahwa Tuhan tidak pernah gagal untuk melakukan apa yang terbaik bagi semua orang yang terlibat. Dan tidak pernah mundur dari janji yang telah diberikan pada alkitab, salah satu bukti dari firman Tuhan ada pada alkitab dalam (Matius 4:1-11) tentang percobaan di padang gurun.  Ketika kita simak kembali mengenai ayat kitab suci tersebut, ada poin penting dari kisah Yesus sendiri yaitu bahwa disitu ada percobaan dan keselamatan. Artinya adalah jangan menjadikan diri kita yang egois terhadap hal-hal yang berkaitan dengan dunia. Namun kiranya kita memiliki hati seperti yesus, tangan seperti yesus yang siap untuk menjalani setiap percobaan yang terjadi dalam pergumulan hidup sehari-hari kita. Inilah teladan yang diberikan yesus kepada kita supaya kita tetap kuat dalam mengahadapi realita kehidupan ini.
Mungkin saat ini kita sebagai anggota GMKI mengalami apa yang sudah yesus alami di padaang gurun, walaupun kenyataannya tidak seperti yang sudah yesus alami sediri. Tapi dari sana kita belajar menyerahkan seluruh pergumulan kita ke pada Tuhan dan mohon kekuatan kepada Roh Kudus supaya kita diberi kesanggupan menanggung beban yang ada. Karena itu, percayalah bahwa berapa ribu godaan pun yang dilakukan setan tetap tidak akan bisa mengalahkan satu tangan Tuhan yang menariknya naik sebab hanya kepada Tuhan sajalah kita berbakti. Seperti firman Tuhan Pada (Matius 4:10) yesus berkata “Enyalah, iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
Tuhan tidak tidur dan Ia tahu pergumulan kita, Ia tahu penderitaan kita, Teruslah berdoa, teruslah bina hubungan dengan Tuhan maka apapun masalah kita, Tuhan tahu dan Ia akan dapat menyelesaikan masalah kita sesuai waktu-Nya, Yesus sahabat kita dan Ia memberikan masa depan yang indah, ada renacana yang indah di balik masalah yang kita hadapi. Ketika dalam masalah besar atau kecil, jangan pernah berputus asa saat kita merasa lemah tak berdaya, justru di sanalah tangan Tuhan bekerja menjalankan rencana-Nya yang indah untuk kita. Kiranya Tuhan memberikan jalan keluar untuk masalah kita, pergumulan kita. Amin. Tuhan Yesus memberkati.
Tinggilah Iman Kita
Tinggilah Ilmu Kita
Tinggilah Pengabdian Kita
            Ut Omnes Unum Sint!

Masa Perkenalan dan Penerimaan Anggota Baru GMKI Cabang Yogyakarta 9 Maret 2019


Masa Perkenalan dan Penerimaan Anggota Baru GMKI Cabang Yogyakarta 9 Maret 2019

Oleh:
Urlik Hufum August
(Sekretaris Fungsional Aksi dan Pelayanan BPC GMKI Yogyakarta Masa Bakti 2018-2020)


Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Yogyakarta mengadakan penerimaan anggota baru yang disebut dengan nama Masa Perkenalan dan Penerimaan (MAPPER) hal ini diutarakan Fredik Fatem (Ketua Panitia) saat sambutannya di Wisma Immanuel, Yogyakarta.
Fredik kembali menjelaskan bahwa Mapper di adakan di Wisma Immanuel Yogyakarta. Ada sebanyak 85 orang mendaftar kegiatan, selama kegiatan ada beberapa materi yang di siapkan oleh panitia.
Materi pertama membahas tentang Sejarah dan Visi-Misi GMKI yang dibawakan oleh Christian Apri Wijaya, (Ketua Cabang GMKI Yogyakarta Masa Bakti 2014-2016) di Wisma Immanuel Yogyakarta. Materi kedua membahas tentang Tema Sub Tema GMKI yang dibawakan Senior GMKI Yogyakarta yang dipimpin oleh Pdt. Mathelda Jeanne Tadu, S.Si (teol), (Pendeta Mahasiswa). Materi yang ketiga membahas tentang PA Ut Omnes Unum Sint, yang dibawakan oleh Mike Makahenggang, MAPS (Ketua Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian). Materi yang keempat membahas tentang AD/ART dan Visi Misi GMKI oleh Ketua Cabang GMKI Yohanes Masudede, S.H. Dan materi yang kelima membahas tentang Atribut Organisasi, Pengenalan Struktur BPC dan Program Cabang oleh Sekretaris Cabang Daniel Willy Yokom, S.E., M.Ec.Dev. Selanjutnya membahas tentang Tri Panji dan Panca Kegiatan GMKI yang dibawakan oleh Malfreth Lobo (Pengurus Pusat  GMKI Korwil IV). Malfreth menjelaskan bagaimana GMKI dapat berdiri secara histori, dan beliau yang telah lama mengecap pendidikan di GMKI tidak lupa memaparkan pengalamannya yang dimulai dari tingkatan komisariat, cabang, hingga menjadi pengurus pusat GMKI.
Selanjutnya Badan Pengurus Cabang (BPC) GMKI Yogyakarta melalui Ketua Bidang Organisasi (Leoderik Papuara) menjelaskan tentang Anggaran Dasar GMKI, Anggaran Rumah Tangga GMKI, Peraturan Organisasi GMKI, serta Statuta Cabang GMKI Yogyakarta. Serta para BPC juga menjelaskan atribut-atribut yang digunakan oleh kader GMKI. Sebagai Pedoman yang menjadi arah gerak GMKI bagi kader-kader baru yang sudah dilantik serta mampu memahami nilai-nilai Organisasi.
Yohanes Masudede, S.H. yang membawakan materi AD/ART dan Visi Misi GMKI Kegiatan menjelaskan secara terurai bagaimana kader-kader GMKI hidup dalam 5 panca kegiatannya yaitu, Beribadah, Belajar, Bersaksi, Bersosial, dan Berkreasi. Beliau juga menjelaskan tentang Tri Panji GMKI yaitu Tinggi Iman, Tinggi Ilmu, Tinggi Pengabdian. Serta diakhir, menjelaskan tentang Motto GMKI yaitu Ut Omnes Unum Sint yang kemudian makna dari Motto tersebut diperjelas oleh Leoderik Papuara (Ketua Bidang Organisasi)
Selama kegiatan berlangsung peserta sangat antusias mengikutinya, dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta seputar GMKI, mulai dari pelayanan-pelayanan sosial, dan kegiatan-kegiatan pelatihan yang diadakan di GMKI Yogyakarta, tutup Fredik Fatem.
Di tempat yang berbeda, Daniel Willy Yokom menuturkan 42 orang Anggota GMKI Yogyakarta yang baru saja dilahirkan melalui kegiatan Mapper GMKI Yogyakarta harapannya adalah kader-kader yang siap untuk dilatih dan dibina menjadi kader-kader yang militan, serta memiliki profil kader yang berintegritas, profesionalitas, dan spritulitas.
Dengan adanya Masa Perkenalan ini, diharapkan GMKI Cabang Yogyakarta dapat menjadi wadah bagi Anggota untuk dapat berproses dalam kehidupan organisasi terutama menghadirkan shalom Allah dalam medan layan GMKI yaitu Gereja, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat.
Ut Omnes Unum Sint