Sunday, April 21, 2019

Kesetaraan Gender, perjuangan bersama laki- laki dan perempuan


PERAYAAN PASKAH & HARI KARTINI

Kesetaraan Gender, perjuangan bersama laki- laki dan perempuan

Oleh: Ray Adrian Purba


Ada yang menarik pada perayaan Paskah tahun ini, yang bersamaan dengan peringatan Hari Kartini yang merupakan salah satu tokoh kebangkitan Perempuan di Indonesia.

Dikisahkan pada Injil Lukas, orang2 pertama yang datang ke kubur Yesus adalah kaum perempuan. Mereka adalah orang-orang yang pertama kali melihat kubur telah kosong dan kemudian menceritakannya kepada para murid.

Dalam kebudayaan Orang Yahudi pada masa itu, Perempuan tidak dianggap sebagai manusia seutuhnya. Kebudayaan Patriarki yang sedemikian ketatnya, bahkan membuat perempuan tidak dapat dianggap sebagai saksi dan memberikan kesaksian, tidak dapat menjadi imam, bukan menjadi ahli waris utama, dianggap Najis pada periode proses biologis tertentu, dan lain sebagainya.

Hal ini terlihat kembali pada Kisah kebangkitan Yesus yang dikisahkan pada Injil Lukas. Ketika perempuan- perempuan itu kembali dari kubur dan menceritakan kesaksian mereka tentang Kubur yang telah kosong, para Murid tidak percaya dan menganggap apa yang disaksikan oleh para perempuan itu adalah omong kosong dan tidak dapat dipercaya.

"Dan setelah mereka kembali dari kubur, mereka menceriterakan semuanya itu kepada kesebelas murid dan kepada semua saudara yang lain. Perempuan-perempuan itu ialah Maria dari Magdala, dan Yohana, dan Maria ibu Yakobus. Dan perempuan-perempuan lain juga yang bersama-sama dengan mereka memberitahukannya kepada rasul-rasul.  Tetapi bagi mereka perkataan-perkataan itu seakan-akan omong kosong dan mereka tidak percaya kepada perempuan-perempuan itu."
(Lukas 24:9-11)

Dalam kejadian ini kita diperlihatkan bahwa "perempuan" yang pada saat itu mengemban posisi gender yang lemah, dipakai Tuhan sebagai orang-orang pertama yang menjadi saksi atas kebangkitanNya.
Ini menunjukkan bahwa Yesus yang telah bangkit menempatkan perempuan dalam posisi yang penting, strategis, dan mulia.

Melalui momen ini mengingatkan kita bahwa Yesus berkehendak menempatkan perempuan dalam posisi yang setara dengan laki-laki, dan Tuhan tidak memandang remeh / rendah perempuan.

Hari ini, 21 April adalah hari yang bertepatan dengan kelahiran R.A. Kartini, pejuang kesetaraan gender di Indonesia. Kebudayaan  nenek moyang Nusantara, khususnya Jawa pada saat itu juga meletakkan perempuan sebagai posisi yang tidak setara dengan laki-laki. Perempuan memiliki batasan- batasan tertentu dalam menjalankan hidup, misalnya untuk memperoleh pendidikan, mengekspresikan diri, bekerja dan memperoleh pendapatan, dan lain sebagainya. Namun, dalam situasi yang seperti itu, R.A. Kartini memberikan teladan melalui perjuangannya dalam memperjuangkan hak- hak perempuan. Hingga tiba pada saat sekarang ini, kesetaraan gender dan perlindungan hak-hak perempuan terus diperjuangkan.

Kesetaraan Gender dan Perlindungan hak-hak perempuan tidak hanya dapat diperjuangkan oleh kaum perempuan saja.
Kesetaraan gender harus diperjuangkan bersama- sama dengan kaum pria. Perlu adanya pula usaha Reformasi maskulinitas, yaitu usaha untuk menempatkan kaum pria setara dengan pekerjaan-pekerjaan yang selama ini diidentifikasi sebagai pekerjaan perempuan saja. Misalnya, merawat anak, membereskan rumah, dll. Dengan demikian, akan lebih mudah terwujud sebuah kesetaraan gender yang seutuhnya, bukan malah kesetaraan semu yang dimana malah membebankan perempuan yang di satu sisi dituntut untuk bekerja dan "setara" dengan laki-laki, namun di satu sisi masih dibebankan dengan kewajiban pokok dan mutlak nya sebagai perempuan, yaitu mengurus rumah, anak, dan suami.

Usaha dan inisiatif dari kedua belah pihak untuk kesetaraan gender adalah suatu keharusan, agar kesataraan yang dimaksud tidak lagi menjadi impian yang semu. Apalagi, salah satu permasalahan gender saat ini adalah mengenai pelecehan dan kekerasan seksual yang mayoritas dilakukan terhadap perempuan dan anak.

Semoga kesetaraan gender yang seutuhnya dapat segera kita wujudkan. Jayalah Perempuan !

0 comments:

Post a Comment