Papan Nama SC GMKI Yogyakarta

Menyambut setiap orang yang datang ^^

Drama Paskah,

Sebuah Kreasi Refleksi Iman

Suasana setelah Diskusi,

SC Masih tetap Ramai

Proses Membasuh Kaki,

Simbol Pelayanan dan Penyambutan kepada Anggota Baru GMKI

Sidang Pleno 1 BPC 2011-2013,

Forum Pembahasan Program Cabang

Pelatihan Appreciative Inquiry,

Melatih untuk Bergerak dengan Aset!

Pelatihan Kemampuan Dasar Berorganisasi,

Bekal Perserta dalam Berorganisasi

Kongres GMKI ke-33 di Manado,

Forum Pembahasan Nasional GMKI

Delegasi Kongres GMKI ke-33 di Manado,

Pejuang dan Penyumbang Pemikiran

Usaha Dana Kaos GMKI,

Kreasi Pengumpulan Dana untuk Kebutuhan Delegasi Kongres ke-33

Kecab Palembang-Kecab Jogja,

Keluarga dalam Tuhan dan GMKI

Berkunjung ke Rumah Senior,

Upaya untuk Menjaga Relasi

Stand Expo Pergerakan di FT UGM

Upaya Pengenalan dan Aksi Pelayanan Perguruan Tinggi

Aksi Tolak Kenaikan Harga BBM,

Bentuk Aksi Pelayanan Masyarakat dari GMKI

Refleksi dan Ziarah Hari Pahlawan,

Upaya Mengenang dan Membangkitkan Semangat Para Pahlawan

Thursday, May 6, 2021

Kebermaknaan Jawa Timur Dalam Pembangunan Indonesia Maju Dan Penguatan NKRI Berideologi Pancasila


Penulis mengunjungi Jawa Timur (Jatim), dan khususnya sejumlah daerah (kota) di wilayah Jatim, dalam beberapa hari, pada bulan April dan Mei 2021. Ada sejumlah kegiatan yang dihadiri, dilaksanakan, dan diselesaikan selama perkunjungan. Salah satu kegiatan adalah ketika pertemuan diskusi berlangsung di kawasan Malang Raya, yaitu bersama dengan pimpinan salah satu Perguruan Tinggi ; dengan sejumlah akademisi/intelektual/ilmuwan ; juga pertemuan dengan Guru Besar. Pertemuan diskusi berintikan pada pengembangan akademik dan keilmuan bagi pemajuan Indonesia.

Kerangka umum dan konten dasar pertemuan diskusi, bermaterikan mengenai pengembangan kualitas manusia dan sumber daya, dan pemantapan sekaligus pembumian Nilai-Nilai ideologi Pancasila serta kedaulatan bangsa dan kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kegiatan lain dalam perkunjungan di Jatim, berkaitan juga dengan sejumlah agenda sosial, budaya, ekonomi, keamanan, hukum, SDM, kemasyarakatan, kebangsaan, pembangunan daerah, dan lain-lain. Bertemu dan berdiskusi bersama dengan sejumlah elemen pergerakan civil society, pemuda dan mahasiswa, dengan media, dengan simpul dan sentra penelitian, pendidikan, kebudayaan.

Penulis bertemu dengan Kapolda Jatim Irjen Pol. Nico Afinta, Selasa, 4 Mei 2021, di gedung Polda, Surabaya, Jatim. Penulis dan Kapolda Jatim berdiskusi secara garis besar dengan singkat mengenai situasi dan stabilitas keamanan ; sistem dan kondisi pelayanan ; keadaan dan perkembangan penegakan hukum dalam kerangka pembangunan Indonesia Maju. Penulis yang juga mantan Komisi Politik dan Hukum DPR-RI dan Tim Perumus UU Pertahanan Negara, UU Kepolisian, UU Kejaksaan, UU Kehakiman, UU Pemerintahan Daerah, bertemu dan berdiskusi dalam kesempatan yang berbeda, bersama dengan mantan Kepala BNN Provinsi Jatim Brigjen Pol. Purn. Idris Kadir.

Kebetulan Brigjen Pol. Purn. Idris Kadir adalah Perwira Siswa (Pasis) berpangkat Kompol saat mengikuti Pendidikan Reguler Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Dikreg Sespimmen) Lemdiklat Polri, tahun 2002, yang ketika itu Firman Jaya Daeli diundang oleh Kapolri dan Kepala Sespim Lemdiklat Polri untuk berceramah sebagai Dosen Tamu. Figur Brigjen Pol. Purn. Idris Kadir saat itu satu angkatan dengan, antara lain : mantan Kapolri Jenderal Pol. Purn. Idham Azis, Wakil Kapolri Komjen Pol. Gatot Eddy Pramono, Kepala BNPT-RI Komjen Pol. Boy Rafli Amar, Kepala BNN-RI Komjen Pol. Petrus Reinhard Golose, Kepala Baintelkam Polri Komjen Pol. Paulus Waterpauw, Wakil Kepala BSSN-RI Komjen Pol. Dharma Pongrekun, Kepala Lemdiklat Polri Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel, Sekretaris Utama BIN-RI Komjen Pol. Bambang Sunarwibowo, Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Komjen Pol. Purn. Antam Novambar, dan lain-lain.

Sehari sebelumnya, Penulis mengunjungi Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair). Juga setelah itu, Penulis bertemu dan berdiskusi lama bersama dengan akademisi, intelektual, dan cendekiawan terkemuka : Prof. Dr. Hotman Siahaan (Guru Besar Unair). Bertemu dan berdiskusi dalam kesempatan lain bersama dengan Ketua DPRD Provinsi Jatim Kusnadi, di ruang kerja Ketua DPRD, gedung DPRD Jatim, di Surabaya, Jatim. Beberapa hari sebelumnya, Penulis bertemu dan berdiskusi bersama dengan Wakil Walikota Surabaya Armuji, yang berintikan pada posisi dan relasi Kota Surabaya dengan agenda pembangunan dan pemajuan daerah. Penulis sebagai Ketua Dewan Pembina Forum Kebangsaan Jatim bertemu dan berdiskusi juga bersama dengan komunitas dan jajaran Forum Kebangsaan Jatim (FKJ).

Kualitas NKRI berdiri tegak dan bergerak kuat secara demokratis dan humanis ketika mengandung dan berbasis pada sejumlah variabel terpenting dan berpengaruh. Salah satu di antaranya adalah variabel kualitas otonomi daerah. Juga variabel profesionalitas dan ideologitas kemanusiaan, kerakyatan, kebangsaan, dan kenegaraan dari penyelenggara negara di daerah-daerah. Kualitas, profesionalitas, dan ideologitas tersebut tentu harus senantiasa pada posisi untuk menumbuhkan dan meningkatkan bobot pelayanan publik dan pergerakan ekonomi di daerah secara maksimal dan optimum.

NKRI menjadi semakin utuh, kukuh, dan kuat secara demokratis dan humanis manakala keberadaannya dan kemajuannya merefleksikan dan menunjukkan kenyataan yang semakin berarti. Ada kebangkitan pembangunan daerah dan kebangkitan pengembangan masyarakat yang memiliki nilai tambah positif bagi kemanusiaan, keutuhan ciptaan, dan kerakyatan di daerah-daerah. Perspektif pemikiran dan doktrin ideologis dari NKRI tersebut di atas, akan semakin mengarahkan dan menguatkan paket politik kebijakan dan agenda kinerja kegiatan terhadap nilai-nilai pembangunan dan pemajuan otonomi daerah dalam wadah dan bentuk NKRI yang berdaulat, kuat, demokratis, egaliter, solider, adil, makmur, dan sejahtera.

Komitmen kuat dan tekad bulat bersama masyarakat dan bangsa Indonesia untuk membangun dan memajukan daerah-daerah adalah tanggapan simbolik dan jawaban konkrit terhadap penguatan NKRI dan pembangunan Indonesia Maju. Dengan demikian, kualitas otonomi daerah yang berbasis pada kemajuan daerah-daerah otonom, dan juga profesionalitas dan ideologitas penyelenggara negara yang berbasis pada pelayanan dan pengabdian, pada gilirannya menjadi penting, berpengaruh, dan menentukan. Ada sejumlah daerah otonom di Indonesia dalam format sistem ketatanegaraan konstitusional, yang bertaraf setingkat provinsi, kabupaten dan kota. Kehadiran dan kebangkitan daerah-daerah tersebut sangat berpengaruh dan menentukan secara demokratis dan strategis terhadap kemajuan Indonesia.

Keberadaan dan kemajuan provinsi-provinsi di Indonesia dari aspek pemikiran dan pertimbangan sosiologis, ekonomis, historis, dan politis, pada dasarnya memiliki posisi strategis mendasar dan peran penting menentukan terhadap NKRI. Relevansi strategi dasar dan kebijakan makro penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan nasional, menjadi sebuah dan serangkaian simpul strategis berpengaruh. Terutama menjadi dan merupakan pengarah, pemandu, pengendali tunggal dan otoritatif bagi daerah-daerah (provinsi). Salah satu daerah provinsi di Indonesia adalah Jawa Timur (Jatim). Daerah Jatim adalah sebuah daerah otonom tingkat provinsi yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Juga merupakan kawasan yang memiliki posisi strategis dan peran berpengaruh apabila diletakkan dan ditumbuhkan dari sejumlah perspektif pemikiran dan pertimbangan.

Provinsi Jatim memiliki daerah otonom tingkat kabupaten dan kota yang terbanyak jumlahnya di Indonesia. Bahkan memiliki tingkat struktur pelayanan pemerintahan tingkat otonom di bawah kabupaten dan kota, dalam jumlah yang terbanyak. Demikian juga kuantitas dan prosentase institusi pelayanan pemerintahan tingkat vertikal berikut strukturnya yang berada di Jatim, juga tergolong yang terbanyak jumlahnya. Keberadaan keanggotaan dalam wujud kepegawaian atau aparatur  pelayanan pemerintahan, dalam jumlah yang terbanyak. Pemetaan ini tentu merefleksikan dan mengakibatkan berbagai perihal kegiatan pergerakan dan pelayanan yang strategis dan dinamis di Jatim.

Pemetaan struktur, kultur, instrumen materi demografi yang kuat, beragam, dan potensial semakin mengukuhkan Jatim sebagai kawasan penting dan strategis. Sosiologi kemasyarakatan dan sosiologi dari institusi pemerintahan otonom dan vertikal beserta unit pelayanan, yang berada dan bergerak di Jatim, juga semakin menumbuhkan pembangunan dan pemajuan Jatim. Ada pergerakan dan pertumbuhan berbagai jasa pelayanan, perekonomian, investasi, industri, produksi, distribusi, transportasi, keuangan, UMKM dan koperasi, infrastrukrurisasi, dan lain-lain. Perspektif aspek geografi posisi letak dan geopolitik kawasan serta aspek historisitas, merupakan dan menjadi pemakna lain yang strategis dan berpengaruh yang melekat dan dimiliki Jatim.

Tentu masih ada lagi sejumlah sisi potensi, modal, dan kekuatan Jatim yang diperuntukkan dan diorientasikan bagi kebangkitan dan kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Berbagai perihal tersebut di atas, pada dasarnya mempersyaratkan atau memprasyarati adanya faktor-faktor mutlak dan standar untuk mengkondisikan, mendukung, mengoptimalkan, dan memaksimalkan sejumlah kegiatan. Ada kegiatan pengorganisasian, penyelenggaraan, penataan, pengelolaan, dan penggerakan yang dimiliki potensi, modal, dan kekuatan yang dimiliki.

Kualitas sistem keamanan dan stabilitas keamanan mesti selalu terbangun secara kondusif dan efektif. Kualitas peningkatan, pemudahan, dan percepatan perlindungan, pelayanan, dan pengayoman publik, harus senantiasa tumbuh dan dibudayakan. Kualitas dan profesionalitas penegakan hukum, tentu berjalan menuju supremasi hukum untuk mendukung dan mendorong kemajuan pelayanan publik, pergerakan dan pertumbuhan ekonomi dan sentra-sentra dan simpul-simpul ekonomi secara keseluruhan. Dalam kerangka pemahaman dan pengharapan tersebut maka posisi penting dan peran berarti dari institusi dan jajaran Polri bersama dengan institusi TNI beserta jajaran terkait lainnya, menjadi relevan, berpengaruh, dan menentukan.

Penulis dalam berbagai pertemuan dan diskusi bersama dengan beberapa Kapolda Jatim yang sebelum ini dan yang kini menjabat (Irjen Pol. Nico Afinta). Spritualitas atau jiwa semangat pertemuan diskusi tersebut, pada gilirannya Penulis mendapati pemberitahuan dan pengetahuan serta mengetahui informasi dan realisasi dari kinerja dan kepemimpinan Kapolda dan segenap jajaran Polri. Intinya adalah kinerja dan kepemimpinan satuan wilayah Polri dan satuan kerja telah bertugas, bekerja, dan bergerak pada posisi mendukung dan mendorong sepenuhnya pembangunan Jatim dan pemajuan Indonesia. Kapolda Jatim Irjen Pol. Nico Afinta, sebelum dan selama ini memiliki kualitas kinerja dan kepemimpinan yang berhasil dan berprestasi berdasarkan karir jabatan dan tugas yang dijalankan. Juga rekam jejak positif cemerlang serta jalur dan jenjang pengalaman yang luas, dinamis, kompleks, dan memadai. Menjalani dan mendalami sejumlah pendidikan dan pelatihan internal dan eksternal secara nasional (dalam negeri) dan internasional (luar negeri).

Kapolda Jatim Irjen Pol. Nico Afinta, beberapa tahun sebelum ini, adalah Perwira Siswa (Pasis) berpangkat Kombes Polisi, mengikuti Pendidikan Reguler Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Dikreg Sespimti) Lemdiklat Polri, yang ketika itu Firman Jaya Daeli diundang oleh Kapolri dan Kepala Sespim Lemdiklat Polri untuk berceramah sebagai Dosen Tamu. Figur Irjen Pol. Nico Afinta merupakan Pasis Dikreg Sespimti Lendiklat Polri, yang saat itu satu angkatan dengan, antara lain : Jaksa Agung Muda (JAM) Intelijen Kejaksaan Agung RI Sunarta (Pasis Tamu), Asisten Perencanaan (Asrena) Kapolri Irjen Pol. Wahyu Hadiningrat, dan lain-lain. Pasis Dikreg Sespimti Lemdiklat Polri ini adalah persyaratan standar sebagai pendidikan reguler bagi calon-calon jenderal (perwira tinggi) Polri yang tergolong level kategori pimpinan tinggi.

Jajaran Polri (Polda Jatim) di bawah kepemimpinan Kapolda Jatim Irjen Pol. Nico Afinta, dan juga bersama dengan masyarakat, segenap jajaran TNI, Forkompimda, dan seluruh jajaran institusi terkait di Jatim, sudah dan senantiasa bergotongroyong melakukan dan mendukung kebijakan dan agenda percepatan pencegahan dan penanganan pandemi Covid-19. Juga bergotongroyong melakukan dan mendukung kebijakan mendasar dan agenda terfokus pemulihan ekonomi regional. Kapolda Jatim beserta segenap jajaran Polda bekerjasama dengan institusi terkait lainnya sudah mengantisipasi dan menginisiasi sejumlah hal penting dan mendesak demi untuk keamanan, kemudahan, dan kelancaran kegiatan masyarakat terutama dalam rangka Puasa selama Bulan Suci Ramadhan dan juga dalam rangka perayaan Lebaran di Jatim.

Jajaran legislatif (DPRD Provinsi Jatim) dan Pemerintah Daerah (Kota Surabaya), juga bertugas, bekerja, dan bergerak serius pada posisi sungguh-sungguh untuk mengorganisasikan, menggerakkan, dan memajukan kota Surabaya dan provinsi Jatim. Perspektif tersebut mengemuka ketika Penulis bertemu dan berdiskusi bersama dengan Ketua DPRD Provinsi Jatim Kusnadi. Juga saat Penulis bertemu dan berdiskusi bersama dengan Wakil Walikota Surabaya Armuji.

Orientasi pengorganisasian, penggerakan, dan pemajuan tersebut diletakkan dan diarahkan dalam kerangka dan bagi pembumian intisari "Trisakti" yang otentik dan konkrit dengan jiwa semangat zaman yang dinamis dan kompleks, serta berdasarkan falsafah, dasar, dan ideologi Pancasila. Juga bertugas dan bertanggungjawab dalam rangka mewujudkan dan meningkatkan secara Bergotongroyong kualitas keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan Indonesia Raya "Merah Putih" dalam wadah NKRI dengan semboyan dan etos semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Atmosfir pembangunan Jatim dan pemajuan Indonesia, pada dasarnya bertumbuh kuat dan berkembang pesat di atas variabel kehadiran kualitas manusia dan sumber daya yang ada dan bertugas memimpin dan melayani di berbagai unit secara serius dengan komitmen tinggi. Juga variabel kapasitas kelembagaan dan institusi-institusi pelayanan pemerintahan. Tentu pula variabel profesionalitas dan integritas kepemimpinan dan keanggotaan di berbagai satuan kerja dan satuan wilayah. Variabel dukungan tokoh-tokoh berbagai komunitas dan lintasan serta situasi, kondisi, dan perkembangan masyarakat yang semakin inklusif, responsif, kompetitif, inovatif, kreatif, produktif.

Ada relevansi antara kualitas pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pelatihan dengan pembangunan dan pemajuan daerah. Kebudayaan dan sistem berkebudayaan semakin bersifat kondusif terhadap percepatan pembangunan dan pemajuan daerah. Formulasi dan artikukasi pembangunan, juga bermuatan sosiologis dan humanis yang berorientasi pada peningkatan dan penguatan kualitas manusia dan sumber daya. Ada sejumlah variabel strategis dan berpengaruh lainnya terhadap pembangunan dan pemajuan Jatim.

Ada peran penting dan menentukan dari kelembagaan negara ; institusi pemerintahan ; unit pelayanan publik dan jasa pelayanan lainnya ; jajaran politik, hukum, pertahanan, dan keamanan ; pranata kelembagaan keagamaan dan kepercayaan ; struktur, jejaring, dan massa kepartaian ; keorganisasian (organisasi kemasyarakatan, perkumpulan, yayasan), Ornop, NGO, LSM ; komunitas pebisnis, kalangan pengusaha, elemen UMKM dan Koperasi ; kalangan media massa, media publik, jurnalis ; kalangan pemimpin, penggerak, dan pekerja profesional di berbagai bidang dan satuan kerja ; pimpinan, penggerak, dan aktifis civil society, tokoh-tokoh karismatik, panutan, dan berpengaruh ; komunitas kebudayaan dan kesenian ; komunitas pendidikan, penelitian, dan pelatihan ; komunitas olahraga ; aktifis mahasiswa, pemuda, dan perempuan, dan lain-lain.

Ketika berlangsung pertemuan dialog Penulis bersama dengan komunitas dan jajaran Forum Kebangsaan Jatim (FKJ), terungkap dan terwacanakan mengenai bangunan pemikiran dan materi pengalaman relevan yang saling menguat dan memaknai dalam rangkaian utuh pembangunan dan pemajuan Provinsi Jatim. Rangkaian tersebut merupakan bagian utama dari pembangunan dan pemajuan Indonesia. Menurut Penulis yang juga merupakan Ketua Dewan Pembina Forum Kebangsaan Jatim (FKJ), perspektif inilah yang meletakkan dan menumbuhkan posisi dan peran dari Kebermaknaan Jawa Timur Dalam Pembangunan Indonesia Maju Dan Penguatan NKRI Berideologi Pancasila.

 

Jakarta, Indonesia, Rabu, 5 Mei 2021

"Salam Sehat ; Salam Kemanusiaan ; Salam Indonesia Maju"

Penulis : Firman Jaya Daeli (Ketua Dewan Pembina Puspolkam Indonesia)

Wednesday, April 21, 2021

Cerminan Kartini GMKI, Wahyu Irawati Mengandalkan Komitmen dan Pelayanan dalam Dunia Akademik dan Menulis



Kepribadian dalam perjalanan setiap orang sangatlah penting. Sekalipun karakter terbentuk sejak usia dini, akan sangat menentukan kehidupan seseorang. Siapa pun dia, apa pun pekerjaannya, ketika dia memiliki karakter positif, itu akan lebih baik daripada orang yang tidak berkarakter. Oleh karena itu, sangat diperlukan investasi pada kepribadian positif ini sejak usia dini agar dapat menjadi modal perjalanan hidup. Sama halnya dengan Wahyu Irawati, seorang dosen Biologi di Fakultas Pendidikan Universitas Pelita Harapan, yang juga aktif dalam dunia menulis. Beliau mengandalkan komitmen dan pelayanan sejak masih duduk di bangku perkuliahan, salah satu tempat belajar dalam menempah karakter tersebut adalah GMKI. 

 

Wahyu Irawati yang kerap disapa dengan "Ira" ini merupakan lulusan Agronomi di UPN Veteran Yogyakarta pada tahun 1986, dan melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di UGM jurusan Mikrobiologi. Tidak hanya kuliah, Wahyu Irawati dulunya juga aktif di organisasi ekstra seperti GMKI. Dengan modal ajakan teman baik saudarinya, Wahyu Irawati mengikuti Mapper GMKI Cabang Yogyakarta tahun 1987. "GMKI adalah rumah kedua saya, dulu ya pas masih kuliah cuma bolak-balik rumah-kampus-GMKI tok" ujar Wahyu Irawati. GMKI di mata Wahyu Irawati adalah tempahan sebagian dari karakter positifnya, tidak hanya tempat berorganisasi biasa, tetapi membentuknya menjadi pribadi yang memiliki prinsip yang kuat. Ketika mengenang kembali masa-masa di GMKI Yogyakarta, Wahyu Irawati banyak bercerita mengenai masa mudanya yang beliau habiskan dengan hal-hal yang positif seperti menjadi Sie Dana di suatu kepanitiaan yang mengharuskan beliau mencari dana dengan menitipkan makanan di Rumah Makan, dan berkeliling menaiki sepeda untuk menyebarkan proposal ke rumah senior GMKI Yogyakarta, tidak hanya itu pada saat menjadi panitia natal GMKI, Wahyu Irawati dan teman-temannya yang lain sangat gencar mencari dana sehingga mereka harus berkreativitas lebih seperti mengolah makanan, kadang berjualan di depan Wisma Imanuel atau dititipkan ke rumah makan dengan keuntungan per buah nya itu sekitar 500 perak. “Dulu saya selalu yang cerewet nagihin uang ke temen-temen biar uang kas dan dana tetap stabil, sampe ya temen-temen saya tuh kalau ada keperluan organisasi atau kepanitiaan yang mendadak langsung inget saya dan berterimakasih karena cerewet saya bermanfaat sehingga uang di kas itu banyak hehehe....” ujar Wahyu Irawati sembari mengingat masa muda nya kala itu.

 

Hal yang masih Wahyu Irawati ingat adalah ketika di GMKI tidak hanya sekedar tempat untuk berorganisasi tetapi menjadi tempat berkumpulnya persaudaraan kristen yang mempererat tali persahabatan, juga belajar public speaking yang menjadi bekal di kehidupan akademik ini. “Di GMKI itu gimana ya kalau bicara soal tatib itu wah lamanya minta ampun, bisa sampe pagi. Ga terlalu ngerti juga sih cuma yang saya dapat adalah public speaking disana bagus, walaupun saya tidak suka politik tapi saya suka ngobrol, dan disana ditata gimana cara ngobrol yang berbobot. Selama 4 tahun pun di GMKI, saya diajarkan lebih pada mengabdi dan berkomitmen, dan itulah prinsip yang saya pegang sampe sekarang. Seseorang yang serius di GMKI terlihat dari tahun mapper (aktif) hingga kapan ia keluar, itu terlihat apakah GMKI menjadi tempat main atau pelayanan baginya” jelas Wahyu Irawati. Selain menjadi dosen yang memiliki komitmen untuk menyeimbangkan pengajaran, penelitian, dan pengalaman, Wahyu Irawati juga aktif menulis di website yang khusus menulis segala sesuatu mengenai Biologi terutama Biologi Murni. Wahyu Irawati juga aktif menulis secara intens sejak tahun 1997 dari tugas akhir yang menjadi perhatian bagi dosennya di jenjang perkuliahan S3, semenjak itu Wahyu Irawati menjadi lebih sering menulis dan share ke orang lain.

 

Jika komitmen dan pengabdian ada pada diri wanita, maka ia akan menjadi wanita yang hebat” jawab Wahyu Irawati ketika diberi pertanyaan mengenai wanita khususnya kartini-kartini muda GMKI. Hendaknya wanita tetap elegan dengan menyeimbangkan semuanya, tidak muluk-muluk. Komitmen dan pengabdian menjadi apa yang Wahyu Irawati pegang hingga kini pun berasal dari tempat yang beliau sebut sebagai “rumah keduanya” yaitu GMKI. Tidak hanya itu, tetapi untuk tetap fokus pada apa yang dikerjakan juga menjadi poin penting bagi keberlangsungan dari komitmen itu sendiri. Begitu juga dengan berkat Tuhan, akan ada dan selalu ada, sehingga sebagai orang kristen harus tetap setia dan tidak kalah dengan hal-hal duniawi.

Senior GMKI Yanti, “Senang bergaul, tapi tetap pada koridornya, tetap aktif dan peduli sekitar. Alhasil wanita tidak akan pernah salah jalan”



Hari Kartini didasari untuk mengingat besarnya jasa Kartini pada bangsa Indonesia khususnya untuk kaum wanita. R.A Kartini merupakan sosok wanita tangguh dimana ia memperjuangkan pilihannya. Sama seperti wanita sezamannya, Kartini tidak bebas menentukan pilihannya dan diperlakukan berbeda dengan pria, hal ini memicu ketidakadilan antara kaum wanita dan pria. Adanya perjuangan Kartini pada zaman itu membuat kaum wanita dapat sekolah setinggi-tingginya, wanita dapat menentukan karier nya, dan hal apapun yang menjadi pilihan bagi setiap wanita. Perjuangan Kartini dapat dinikmati dan dirasakan oleh beberapa generasi yang membuat generasi masa kini lebih teredukasi dan bebas melakukan segala sesuatu sesuai dengan passionnya terutama kaum wanita. Sama halnya dengan senior GMKI Yanti, yang menentukan untuk melakukan apapun yang ia suka dan yakini untuk dijalani tanpa paksaan dari orang lain.

 

Senior GMKI Yanti atau kerap dipanggil “Molen” oleh teman-teman sezamannya pada masa di Wisma Imanuel karena suka “malak-in” uang senior untuk beli Molen yang dimakan ramai-ramai di GMKI. Pada tahun 1988, Senior GMKI Yanti mengikuti Mapper GMKI Cabang Yogyakarta, dan aktif mengikuti kegiatan GMKI seperti kepanitiaan Mapper, Kaderisasi, Konfercab, dan menjadi salah satu fungsionaris di GMKI Cabang Yogyakarta. “Kalau bicara tentang GMKI zaman ku dulu ya harusnya tidak jauh beda dengan GMKI masa sekarang. Mungkin berbeda pada segi teknologi, kalau zaman sekarang kan apa-apa mudah jadi mungkin masalahnya juga semakin lebih banyak lagi (kompleks) daripada yang dulu. Kalau inget-inget orang yang di GMKI hanya beberapa saja ada yang inget ada yang udah lupa, tapi ya lebih banyak yang inget sih karna dulu aku orangnya rame heheh” ujar Senior GMKI Yanti.

 

Menurut Senior GMKI Yanti, anak-anak zaman sekarang terutama perempuan lebih pinter daripada zaman yang dulu, walau standar semakin meningkat itu malah membuat perempuan zaman sekarang lebih banyak berjuang karena harus menyeimbangkan dengan standar yang ada, karena jika tidak maka bakal ketinggalan jauh, itu yang memicu anak-anak zaman sekarang lebih pinter. Perempuan zaman sekarang harusnya lebih berani dan menentukan apapun yang ia suka sesuai dengan pilihannya tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Perempuan sekarang harus lebih kuat karena harus mengejar ketertinggalan setelah beratus-ratus tahun lamanya di bawah laki-laki. Perjuangan Kartini belum selesai, malah perjuangan lanjutan bagi setiap perempuan ini terasa lebih berat, dengan perkembangan teknologi yang ada pada masa kini bisa menjadi dorongan yang baik bagi perempuan bagi berkembang sekaligus menjadi pisau yang tajam yang bisa menusuk yang membuat perempuan berhenti berjuang. Hari Kartini tidak hanya fokus pada emansipasi wanita tetapi juga berpengaruh pada pola pikir pria yang dari dulu telah ditanamkan derajat mereka lebih tinggi dari perempuan, ini membuat pria berpikir bahwa wanita dan pria itu sama atau setara yang membuat cara bertingkah laku satu sama lain lebih baik dari sebelumnya.

 

Manusia zaman sekarang terutama anak remaja sangat bebas untuk melakukan apapun, kalau tidak diawasi maka akan menjadi suatu kehancuran. Untuk itu, adanya kepengawasan yang teratur tetapi tidak mengikat. Banyak kepengawasan yang dilakukan atas nama “menjaga” malah menjadi beban bagi anak tersebut seperti contoh adanya peraturan yang tidak adil antara pria dan wanita, dimana hal ini membebankan dan mengikat kaum wanita sehingga wanita tidak lagi dapat melakukan apa yang ia suka, untuk itu adanya kesetaraan antara wanita dan pria yang juga berlaku pada suatu “kepengawasan” tersebut. Hendaknya wanita tetap pada pergaulan yang sama dengan pria, tapi tetap pada koridornya, lebih aktif pada bidang yang digeluti dan tetap peduli dengan sekitarnya, maka ini menjadi keistimewaan bagi setiap wanita yang melakukannya.

Friday, April 10, 2020

Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kegiatan Wisata


Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kegiatan Wisata
Oleh: Bonifasius Samongan Uot

Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19. Apa itu COVID-19. COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Ini merupakan virus baru dan penyakit yang sebelumnya tidak dikenal sebelum terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019.
Dalam kondisi saat ini, virus corona bukanlah suatu wabah yang bisa diabaikan begitu saja. Jika dilihat dari gejalanya, orang awam akan mengiranya hanya sebatas influenza biasa, tetapi bagi analisis kedokteran virus ini cukup berbahaya dan mematikan. Saat ini di tahun 2020, perkembangan penularan virus ini cukup signifikan karena penyebarannya sudah mendunia dan seluruh negara merasakan dampaknya termasuk Indonesia. Mengantisipasi dan mengurangi jumlah penderita virus corona di Indonesia sudah dilakukan di seluruh daerah. Diantaranya dengan memberikan kebijakan membatasi aktifitas keluar rumah, kegiatan sekolah dirumahkan, bekerja dari rumah (work from home), bahkan kegiatan beribadah pun dirumahkan. Hal ini sudah menjadi kebijakan pemerintah berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang sudah dianalisa dengan maksimal tentunya.
COVID-19 membawa dampak yang sangat besar dalam pekerjaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan World Travel & Tourism Council (WTTC), 75 juta orang yang bekerja di industri perjalanan dan pariwisata di seluruh dunia bisa kehilangan pekerjaan mereka. Kita sebagai masyarakat Indonesia harus tahu dan sadar bahwa dampak COVID-19 terhadap perekonomian Indonesia mempengaruhi sisi produksi dan sisi pengeluaran perekenomian. Salah satu penyebab Virus Corona mudah menyebar di Indonesia adalah karena Indonesia merupakan negara dengan sektor pariwisata. Sektor pariwisata merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia dan memiliki kontribusi devisa terbesar kedua di Indonesia setelah devisa hasil ekspor Kelapa Sawit. Sektor pariwisata memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang pada perekonomian Indonesia. Dampak jangka pendek dapat di rasakan secara langsung, sedangkan dampak jangka Panjang dapat dilihat dengan bertambahnya pendapatan nasional, namun dengan adanya COVID-19 semuanya tak lagi sama.
Salah satu contohnya dengan ditutupnya obyek wisata di kabupaten badung bali. Pembatasan ini dilakukan untuk memutus rantai COVID-19 yang sudah mewabah di Indonesia sendiri. Sektor pariwisata yang sekarang mengalami kelesuan sehingga daya beli menurun secara drastis karena berkurangnya pengunjung baik turis lokal maupun turis mancanegara, yang secara otomatis pendapatan dan devisa yang di hasilkan dari sektor pariwisata semakin menurun. Hal ini mengakibatkan sektor pariwisata menjadi lumpuh sementara, sehingga pengangguran semakin bertambah karena pariwisata merupakan salah satu wadah yang memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar tempat wisata maupun masyarakat dari luar.
Menyikapi kondisi perekonomian Indonesia yang semakin menurun maka dengan demikian, Pada  aspek pariwisata  ini,  banyak  pihak  yang  mengkritik  pemerintah  karena  ketika munculnya virus corona. Pemerintah Indonesia justru semakin memberi kesempatan kepada wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia. Wisatawan asing yang dimaksud ada yang berasal  dari  China  yang  notabene  tempat  munculnya  pertama  sekali  corona  virus  disiases tahun  2019. Ada juga wisatawan asing yang berasal dari Negara lain. Padahal wisatawan negara asing tersebut bisa saja sudah terjangkit terlebih dahulu virus corona tersebut. Para wisatawan asing tersebut datang ke Indonesia melalui pintu masuk dalam hal ini melalui Bandar udara dan melalui pelabuhantanpa adanya alat deteksi virus corona. Padahal banyak Negara sudah melarang sementara waktu kedatangan para wisatawan ke negaranya. Bahkan saking  tidak  takutnya  pemerintah Indonesia terhadap  ancaman  virus  corona  ini, terkesan  santai  dan  bahkan  seperti  acuh  tak  acuh  dalam mensosialisasikan  dampak  dan pencegahan virus corona tersebut
Di sisi lain bisa kita lihat dari dampak sosialnya Berdasarkan kondisi tersebut, maka Indonesia dalam status waspada terhadap ancaman virus corona tersebut. Pemerintah Indonesia masih menganggap bahwa penanganan virus corona masih sebatas pembatasan sosial saja. Meskipun pembatasan sosial tersebut tidak   diuraikan   dalam   bentuk   suatu   perundang-undangan,   mestinya   perlu adanya   kriteria   dan pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar. Banyak kalangan menilai bahwa sudah semestinya tindak lockdown sudah  sangat  layak diterapkan  di Indonesia.Tindak ini dianggap paling  efektif  untuk mencagah  masuknya  virus  corona  dari kedatangan  orang  dari  luar  negeri. Tapi pemerintah tidak melakukan tersebut. Justru langkah pembatasan sosial (social distancing). Padahal social distancing ini masih rawan terhadap persebaran virus karena banyak masyarakat yang tidak mau mengikutinya.
Kemudian  persoalan  lainnya   yang  muncul   yakni  pemerintah  dituntut  untuk  sesegera mungkin  menangani  ancaman  nyata  Covid-19.  Jawaban  sementara  terkait  dengan  persoalan tersebut  ternyata  telah  ada  dalam  Undang-Undang  Nomor  6  Tahun  2018  tentang  Kekarantinaan Kesehatan. Dimana  dalam undang-undang  tersebut  telah  memuat  banyak hal  terkait  dengan  kekarantinaan  kesehatan,  pihak yang  berwenang  menetapkan  kedaruratan  kesehatan  masyarakat,  dan  lain  sebagainya.  Dalam undang-undang  tersebut  juga  menentukan  apa  saja  peraturan  pelaksanaan  sebagai  tindak  lanjut ketentuan dalam kekarantinaan kesehatan. Namun berdasarkan observasi awal saya menemukan bahwa peraturan pelaksanaan sebagai ketentuan lanjutan dari UU Kekarantinaan Kesehatan belum ada padahal peraturan pelaksanaan tersebut sangat perlu untuk segera dibentuk.

Monday, September 9, 2019

Audensi BPC dengan Rektor UKRIM Yogyakarta


Sleman - Badan Pengurus Cabang GMKI Yogyakarta masa bakti 2018-2020 melakukan audensi dan silaturahmi dengan kampus UKRIM pada tanggal 07 September 2019 yang bertempat di ruang III/A/6z.

Kedatangan GMKI Yogyakarta disambut baik oleh Rektor UKRIM Dr. Eka Setyadi, M.Pd.K, didampingi Warek III Bidmawa, Liefson dan Dosen tetap UKRIM David. Dari GMKI sendiri juga hadir Ketua Cabang GMKI Yogyakarta Yohanes Masudede S.H., M.H., Bendahara Cabang Hamedoni Harita, S.T. dan Bendahara Komisariat, Krisda sebagai perwakilan dari Komisariat Elia.

Pada pertemuan tersebut BPC GMKI Yogyakarta dipersilahkan untuk menyampaikan hal-hal yang ingin disampaikan, dan ada dua hal penting yang disampaikan yaitu pertama berkaitan dengan kondisi kebangsaan yang terjadi akhir-akhir ini. Kedua peran gerakan mahasiswa kristen dalam mengawal setiap permasalahan maupun isu yang dapat mengancam kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara di NKRI ini, ucap ketua cabang GMKI Yogyakarta 

Oleh karena itu, besar harapan BPC GMKI Yogyakarta dalam pertemuan ini dapat menjalin kerjasama yang lebih intens dengan pihak kampus UKRIM baik itu soal pelayanan mahasiswa kristen maupun dalam mengawal persoalan bangsa saat ini. Karena UKRIM merupakan kampus yang hampir 90% adalah mahasiswa beragama kristen sehingga keterlibatannya di dalam berproses di GMKI Yogyakarta akan menjadi sebuah hal yang sangat penting.

Organisasi ekstrnal mahasiswa dalam hal ini Gmki sangat tepat  kehadirannya di tengah-tengah mahasiswa Kristen sebagai wadah pemersatu dalam membentuk karakter mahasiswa Kristen yang beriman dan berilmu berdasarkan kasih, dengan selalu mengingat kuliah adalah prioritas, tutur Rektor Ukrim

Warek III bidmawa Ukrim menambahkan untuk membangun kerjasama ada baiknya diskusi terus dilaksanakan antara pihak kampus dan organisasi mahasiswa di internal kampus sehingga dapat  menyesuaikan dgn Visi Misi kampus. (Yohanes Masudede)

Seminar Nasional Dan Pelatihan Advokasi Perempuan


Daerah Istimewa Yogyakarta - Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia menggelar seminar nasional dan pelatihan advokasi perempuan yang bertemakan perempuan cerdas, perempuan berdaya yang dilaksanakan di Yogyakarta bertempat di auditorium UKDW pada tanggal 29 Agustus 2019.
Kegiatan ini di buka oleh Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc. (Wantimpres) dan didampingi oleh ketua umum Pengurus Pusat GMKI, Korneles Galanjinjinay, Rektor UKDW Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D. serta ketua cabang GMKI Yogyakarta, Yohanes Masudede selaku tuan rumah dari kegiatan ini.
Hadir juga mantan Wakil Ketua DPD RI Gusti Kanjeng Ratu Hemas sebagai keynote speaker dalam kegiatan seminar dan pelatihan advokasi perempuan tersebut. Gusti Kanjeng Ratu Hemas Menyampaikan “Saya merasa bangga mendukung kegiatan ini sebagai perwujudan bentuk potensi kaum perempuan Indonesia di Indonesia dan khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta, yang selama ini saya selalu perjuangkan untuk kemajuan kaum perempuan sesuai dengan martabat dan hakekat kaum perempuan.” Ungkap GKR Hemas
“Upaya memberdayakan kaum perempuan sudah di gagas sejak pemerintahan orde baru dengan dibentuknya kementerian yang mempunyai urusan di bidang pemberdayaan perempuan dan dilanjutkan sampai pemerintah saat ini. Peran kaum perempuan yang diharapkan tidaknya hanya urusan domestik rumah tangga saja, tetapi dalam segala sektor dan bidang yang sesuai dengan martabat dan hakekat kaum perempuan yaitu seperti di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Kaum perempuan tidak boleh pasif. Berperan dalam semua sektor itu adalah hak kaum perempuan. Hak itu harus diperjuangkan.” Tambah GKR Hemas 
Ketum umum Pengurus Pusat GMKI Korneles Galanjinjinay dalam sambutan menyampaikan bahwa “melihat data dari Komnas perempuan maka ada sekitar 348.446 kasus kekerasan terhadap perempuan. Oleh sebab itu, maka pendekatan penyelesaian kasus kekerasan perempuan harus di mulai dari hulu sampai ke hilir.” Ungkapnya. “Mulai dari pendidikan, pelatihan, policy (kebijakan/UU), advokasi dan penegakan hukum.” Tambahnya.
Adapun narasumber dalam seminar tersebut yaitu Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc., Dr. Ir. Arianti Ina Restuani Hunga, M.SI (akademisi UKSW), Pdt. Krise Gosal (wakil sekretaris umum PGI) dan Yowanda (Sekfung PKP PP GMKI).
Seminar tersebut hadiri oleh berbagai elemen masyarakat baik itu peserta pelatihan advokasi perempuan, lembaga keumatan, kampus, kelompok cipayung plus, maupun dari kalangan masyarakat pada umumnya. (Yohanes Masudede)

Saturday, August 17, 2019

Ziarah dan Refleksi Peringatan Hari Kemerdekaan



Perayaan HUT kemerdekaan Indonesia yang dilaksanakan setiap tahun oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia bukan hanya sebatas perayaan serimonial, tetapi lebih dari itu momentum HUT Indonesia ke-74 adalah momentum historis berdirinya Indonesia sebagai sebuah negara yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Dalam refleksi HUT Indonesia yang ke-74 Gerekan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Yogyakarta melakukan ziarah ke makam Jendral Soedirman di Jl.Kusumanegara Kota Yogyakarta. Ketua Cabang GMKI Yogyakarta Yohanes Masudede, S.H.,M.H., mengajak seluruh komponen masyarakat untuk kembali merefleksikan cikal bakal perjuangan para Founding Father dalam merebut dan mempertahankan NKRI.

Yohanes juga meyampaikan bahwa perjuangan meraih kemerdekaan bukan hal yang mudah, para pahlawan rela mewakafkan jiwa dan raganya untuk merebut dan mempertahankan Indonesia sebagai sebuah negara dari tangan penjajah saat itu.

Nilai-nilai perjuangan yang diwariskan oleh para pahlawan harus tetap dipertahankan dan dilaksanakan oleh generasi muda saat ini, karena perjuangan generasi muda hari ini bukan lagi pertarungan fisik untuk merebut Indonesia dari tangan penjajah tetapi perjuangan generasi muda hari ini adalah pada tataran dialektika, ide dan gagasan.

Oleh sebab itu, dalam refleksi HUT Indonesia ke-74 ini, generasi muda dituntut harus mampu mengkristalisasi nilai-nilai perjuangan dalam bentuk ide, gagasan dan tindakan demi Indonesia yang dicita-citakan.


 Indonesia Menang

 Indonesia Maju

 Indonesia Jaya

 Merdeka ✊