Sunday, April 21, 2019

Tuhan telah merancangkan skenario hebat dalam hidup kita


Tuhan telah merancangkan skenario hebat dalam hidup kita

Oleh:
Bonifasius Samongan Uot
 (Kader GMKI Cabang Yogyakarta)


Mungkin kita pernah mendengar peribahasa “keledai tidak akan jatuh ke dalam lubang yang sama untuk kedua kalinya”. Artinya orang bodoh tidak akan berbuat kesalahan yang sama. Kalimat ini berarti bahwa keledai sendiri belajar dari pengalaman. Pengalaman hidup yang dapat dilihat pada masa lampau. Saya rasa disinilah kita perlu belajar dari keledai, yang senantiasa belajar dari pengalaman. Tapi kenyataannya, berapa sering kita jatuh ke dalam lubang sama? Kerap kali kita mudah jatuh mengulangi kesalahan yang pernah kita perbuat sebelumnya, dan biasanya kita lakukan tanpa sadar.
Menyesal sih, tapi jatuh lagi, begitu berulang. Biasanya kita mengarah kepada sifat atau kebiasaan yang sepertinya sulit untuk kita rubah. Itulah saya, Anda dan kita semua. Namun Saya mau mengatakan bahwa hidup yang kita jalani pasti tidak terlepas dari iman, pengharapan, dan terima kasih. Siapa pun manusia itu, pasti harus memiliki iman atau kepercayaan kepada Allah. Tentu kesadaran memegang peranan penting agar kita tidak terus-menerus jatuh ke dalam jebakan yang sama.
Contohnya ketika kita melihat sebuah film yang berjudul the case of Christ, semakin seru konflik yang terjadi maka film itu akan semakin menarik. Jika adegan dalam film tersebut biasa-biasa saja, maka film tersebut akan kurang diminati. Di balik sebuah film yang hebat, tentu ada penulis skenario yang hebat pula. Begitu pula dengan hidup kita. Bila hidup kita ingin menjadi berkualitas, maka kita harus bisa berserah kepada Tuhan. Dia telah merancangkan skenario yang hebat dalam hidup kita dan Ia menunggu waktu di mana kita berbalik serta mengandalkan-Nya.
Saat kita menjalani skenario Tuhan, pastilah akan terjadi hal-hal yang menyakitkan bagi diri kita sendiri. Terkadang kita dituntut untuk tetap mengasihi walau kita terluka, kita harus tetap memberi walau berada di dalam kekurangan, dan kita harus tetap mengampuni walau dikecewakan berkali-kali. Tuhan ingin kita menjadi hebat dalam segala kebaikan. Tuhan ingin kita menjadi tak terkalahkan dalam hal mengasihi. Dan Tuhan ingin menjadikan kita sebagai saluran berkat dengan tetap memberi bagi sesama. Saluran berkat yang alirannya tak pernah kering dalam hidup kita. Sebagaimana tersurat dalam Kitab Suci “Barangsiapa yang percaya kepada-Ku, dalam hatinya akan terpancar mata air yang memberi hidup” (Yohanes 7:38).
Semua karena kasih Tuhan. Tidak ada yang lebih melegahkan selain berserah. Berserah bukan berarti berputus asa. Berserah adalah mengandalkan Tuhan dengan tetap berjalan dalam kehendak-Nya. Di dalam berserah, maka kita mempercayakan hidup untuk dikendalikan oleh Tuhan. Saat kita mengandalkan kekuatan diri sendiri dan menemui kegagalan, kita akan merasakan kekecewaan. Namun saat Tuhan yang pegang kendali, sekalipun rencana kita gagal, Tuhan akan menggantinya dengan rencana-Nya yang lebih baik. Seperti tertulis dalam Kitab Suci “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33). Artinya adalah tuhan telah membuat kerajaan kasih, kebenaran dan kedamaian dalam dunia ini, yaitu kerajaan keselamatan. Ketika Tuhan berbicara demiakian, berarti Tuhan sedang meminta kepada kita untuk membuat Dia dan pelayanan kepada-Nya menjadi perhatian yang tertinggi. Jika kita mau menyerahkan diri kita untuk melayani Allah, maka Dia akan melengkapi keperluan kita.
Sekarang yang menjadi pertanyaan buat kita sebagai anggota GMKI adalah bagaimana skenario kita menghadirkan Shaloom Allah ditengah-tengah lingkungan Masyarakat, Perguruan Tinggi dan Gereja. Kiranya Tuhan memberikan jalan keluar untuk pergumulan kita. Amin. Tuhan Yesus memberkati.
Ut Omnes Unum Sint!


3 comments: