Tuhan
telah merancangkan skenario hebat dalam hidup kita
Oleh:
Bonifasius Samongan Uot
(Kader GMKI Cabang Yogyakarta)
Mungkin kita pernah mendengar peribahasa “keledai
tidak akan jatuh ke dalam lubang yang sama untuk kedua kalinya”. Artinya orang
bodoh tidak akan berbuat kesalahan yang sama. Kalimat ini berarti bahwa keledai
sendiri belajar dari pengalaman. Pengalaman hidup yang dapat dilihat pada masa
lampau. Saya rasa disinilah kita perlu belajar dari keledai, yang senantiasa
belajar dari pengalaman. Tapi kenyataannya, berapa sering kita jatuh ke dalam
lubang sama? Kerap kali kita mudah jatuh mengulangi kesalahan yang pernah kita
perbuat sebelumnya, dan biasanya kita lakukan tanpa sadar.
Menyesal sih, tapi jatuh lagi, begitu berulang. Biasanya
kita mengarah kepada sifat atau kebiasaan yang sepertinya sulit untuk kita
rubah. Itulah saya, Anda dan kita semua. Namun Saya mau mengatakan bahwa hidup
yang kita jalani pasti tidak terlepas dari iman, pengharapan, dan terima
kasih. Siapa pun manusia itu, pasti harus memiliki iman atau kepercayaan
kepada Allah. Tentu kesadaran memegang peranan penting agar kita tidak
terus-menerus jatuh ke dalam jebakan yang sama.
Contohnya ketika kita melihat sebuah film yang
berjudul the case of Christ, semakin seru konflik yang terjadi maka film itu
akan semakin menarik. Jika adegan dalam film tersebut biasa-biasa saja, maka
film tersebut akan kurang diminati. Di balik sebuah film yang hebat, tentu ada
penulis skenario yang hebat pula. Begitu pula dengan hidup kita. Bila hidup
kita ingin menjadi berkualitas, maka kita harus bisa berserah kepada Tuhan. Dia
telah merancangkan skenario yang hebat dalam hidup kita dan Ia menunggu waktu
di mana kita berbalik serta mengandalkan-Nya.
Saat kita menjalani skenario Tuhan, pastilah akan
terjadi hal-hal yang menyakitkan bagi diri kita sendiri. Terkadang kita
dituntut untuk tetap mengasihi walau kita terluka, kita harus tetap memberi
walau berada di dalam kekurangan, dan kita harus tetap mengampuni walau
dikecewakan berkali-kali. Tuhan ingin kita menjadi hebat dalam segala kebaikan.
Tuhan ingin kita menjadi tak terkalahkan dalam hal mengasihi. Dan Tuhan ingin
menjadikan kita sebagai saluran berkat dengan tetap memberi bagi sesama.
Saluran berkat yang alirannya tak pernah kering dalam hidup kita. Sebagaimana tersurat dalam Kitab Suci “Barangsiapa
yang percaya kepada-Ku, dalam hatinya akan terpancar mata air yang memberi
hidup” (Yohanes 7:38).
Semua karena kasih Tuhan. Tidak ada yang lebih melegahkan
selain berserah. Berserah bukan berarti berputus asa. Berserah adalah
mengandalkan Tuhan dengan tetap berjalan dalam kehendak-Nya. Di dalam berserah,
maka kita mempercayakan hidup untuk dikendalikan oleh Tuhan. Saat
kita mengandalkan kekuatan diri sendiri dan menemui kegagalan, kita akan
merasakan kekecewaan. Namun saat Tuhan yang pegang kendali, sekalipun rencana
kita gagal, Tuhan akan menggantinya dengan rencana-Nya yang lebih baik. Seperti
tertulis dalam Kitab Suci “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33).
Artinya adalah tuhan telah membuat kerajaan kasih, kebenaran dan kedamaian
dalam dunia ini, yaitu kerajaan keselamatan. Ketika Tuhan berbicara demiakian,
berarti Tuhan sedang meminta kepada kita untuk membuat Dia dan pelayanan
kepada-Nya menjadi perhatian yang tertinggi. Jika kita mau menyerahkan diri
kita untuk melayani Allah, maka Dia akan melengkapi keperluan kita.
Sekarang yang menjadi pertanyaan buat kita
sebagai anggota GMKI adalah bagaimana skenario kita menghadirkan Shaloom Allah
ditengah-tengah lingkungan Masyarakat, Perguruan Tinggi dan Gereja. Kiranya
Tuhan memberikan jalan keluar untuk pergumulan kita. Amin. Tuhan Yesus
memberkati.
Ut Omnes Unum Sint!
Luar biasa๐☺๐
ReplyDeleteMantap
ReplyDeleteMantap
ReplyDelete