Sunday, February 10, 2013

Menjadi Teladan itu Proses*

(Titus 2:1-10)

          Surat Titus merupakan surat yang ditulis oleh Rasul Paulus untuk Titus. Surat tersebut diberikan bersamaan dengan surat Rasul Paulus kepada Timotius. Dan surat tersebut merupakan surat penggembalaan tentang penguatan serta cara hidup jemaat yang benar.
          Titus sendiri adalah orang asli Yunani. Namanya muncul pertama kali di surat Galatia dan mendampingi Rasul Paulus dalam pelayanan di beberapa jemaat. Ia memiliki watak kuat dan kemampuan menata (manajemen) yang baik. Sehingga ia dipercaya oleh Rasul Paulus untuk melayani jemaat di Pulau Kreta (tempat yang dilewati Rasul Paulus dalam perjalanan ke-3 dan perjalanan ke Roma).
          Dalam perikop Alkitab tersebut (Titus 2:1-10), kita bisa melihat ada suatu ketidakteraturan cara atau sikap hidup seperti yang seharusnya. Yakni cara atau sikap hidup yang seharusnya menjadi teladan yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.
          Keteladanan merupakan salah satu hal penting yang ditekankan dari surat Titus tersebut (selain pengajaran yang sehat). Karena keteladanan merupakan sikap nyata yang tumbuh dari pengajaran yang sehat serta pengetahuan akan kebaikan dan kebenaran. Keteladanan juga menjadi syarat bagi penatua, penilik jemaat, dan pelayan Tuhan (Titus 1:5-16).
          Jika kita melihat kembali pada Titus 2:7 (“Jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik”), kita bisa menarik suatu asumsi bahwa ada suatu proses bagi diri sendiri yang dijalani menuju keteladanan yang baik dan benar. Proses menuju keteladanan ini juga disertai dengan upaya yang sungguh-sungguh. Proses serta upaya tersebut diawali dengan menemukan jati diri sendiri dan menemukan Tuhan di dalam dirinya.
          Lalu, wujud keteladanan seperti apa yang sudah dilakukan GMKI dalam tiga medan pelayanannya?
          Sekarang ini, GMKI biasanya menjadi teladan dengan melakukan aksi-aksi kepedulian dan partisipatif. Tapi mungkin seringkali hanya reaktif saja. Dan bukan pro aktif.
          Menjadi teladan mungkin berat tapi bisa kita lakukan. Karena kita sudah memiliki pengetahuan tentang kasih yang peduli. Dan dapat kita wujudkan dengan membiasakan diri.
Kita juga bisa menjadi pencipta suasana diskusi dalam dan tentang tiga medan pelayanan GMKI. Serta kita bisa menghidupkan suasana dalam tiga medan pelayanan GMKI. Yakni dengan menjadi bagian dan berperan aktif di dalamnya.
Mari membiasakan diri dan aktif untuk menjadi teladan!

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
* Tulisan ini merupakan hasil diskusi dalam Ibadah Pendalaman Alkitab (PA) GMKI Cabang Yogyakarta tanggal 3 November 2012. PA tersebut dipandu oleh Ibu Pendeta Mathelda Yeanne Tadu (Senior GMKI Cabang Yogyakarta dan Pendeta Mahasiswa BKS PGI-GMKI Yogyakarta).

0 comments:

Post a Comment