Sunday, September 22, 2013

Tomat (Tobat Kumat)...?

  Kalau kita melihat televisi, berbagai isu bermunculan. Banyak kejahatan yang ter-expose oleh media. Bahkan mungkin banyak lagi yang tidak ter-expose oleh media.

  Melihat hal tersebut, kita diingatkan tentang kata “pertobatan”. Pertobatan seolah-olah menjadi hal yang sangat dibutuhkan, sering diucapkan, dan sering dilakukan. Tapi tak jarang orang yang bertobat malah kumat lagi. Sebagai orang Kristen, sudahkah kita benar-benar melakukan pertobatan atau bertobat?

  Dalam iman Kristen, pertobatan berarti menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai penyelamat serta mengikuti perintah-Nya dan jalan kebenaran-Nya. Kata pertobatan juga bisa disamakan dengan penyesalan atas segala apapun kesalahan dan dosa kita. Kita harus total dalam menerima pertobatan.

  Dalam perikop 1 Tesalonika 1:2-10, kita bisa melihat bagaimana pertobatan jemaat Tesalonika dan kehidupan iman mereka yang luar biasa. Bahkan dalam keadaan penindasan atau krisis yang mereka alami. Tertulis di dalam ayat 6: “Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus.”. Sedangkan dalam ayat 9 tertulis: “Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar.”

  Surat 1 Tesalonika ditulis oleh Paulus pada tahun 54 Masehi bersama Silvanus dan Timotius. Secara garis besar, surat tersebut berisi tentang kedatangan Tuhan Yesus sudah dekat. Harapan akan kedatangan-Nya kembali adalah harapan, inspirasi, dan kenyamanan terbesar dari orang Kristen sejati.

  Surat tersebut juga berisi tentang nasihat kepada jemaat Tesalonika yang kemudian dilayani oleh Timotius. Jemaat Tesalonika sering disebut sebagai “gereja model” (model church). Hal tersebut bisa kita refleksikan melalui ayat 3 (“Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.”). Dan kesaksian kehidupan mereka bisa dikatakan relevan dengan kehidupan kita saat ini yang diwarnai krisis multidimensional (terutama di Indonesia).

  Sebagai orang Kristen, sudahkah kita melayani Allah dan menjadi teladan yang baik serta pengharapan bagi sesama kita? Bagaimana kita sebagai orang Kristen dapat berjalan sesuai kehendak-Nya? Bagaimana kita mewartakan kebenaran Firman Tuhan sehingga menjadi teladan dan pengharapan dalam kehidupan?

  Secara pribadi, kita semua mungkin belum bisa bertobat secara penuh dan bersih. Kadang kita hilang kesadaran dan dipengaruhi oleh hasrat/hal duniawi.

  Tobat mungkin hal yang tidak mudah. Tapi kita setidaknya harus selalu berusaha untuk melakukannya. Kita perlu tanamkan dan biasakan sikap2 reflektif. Kita juga hendaknya minta pertolongan, penyertaan, dan petunjuk Tuhan dalam keseharian kita.

   Setiap malam hari setelah kita beraktivitas, sebenarnya kita diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk merenungkan hidup kita dan bertobat. Tapi seringkali sebagian dari kita lupa untuk melakukannya.

  Jika kita mencermati ayat 4, ayat tersebut bicara tentang perbuatan Allah yang memilih manusia. Dan ada dua respon manusia kepada Allah: menerima atau menolak. Jemaat Tesalonika adalah orang-orang yang mau menerima dan bertobat.

  Selanjutnya, untuk mewartakan kebenaran Firman Tuhan, kita hendaknya/harusnya tahu dan paham bagaimana kebenaran dan kehendak Tuhan yang sebenarnya. Usaha untuk mencapainya adalah melalui aktivitas disiplin rohani. Seperti: saat teduh, berdoa, bersekutu, melayani, dan kesaksian yang rutin.

  Mari meneladani jemaat Tesalonika! Jangan sampai kita menjadi orang yang tomat (tobat lalu kumat lagi)!






--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tulisan ini merupakan hasil diskusi dalam Ibadah Pendalaman Alkitab (PA) GMKI Cabang Yogyakarta tanggal 19 September 2013. Bertempat di Student Centre (SC) GMKI Cabang Yogyakarta, Wisma Immanuel, Samirono Baru 54. Dilayani oleh Usdariskhi Pratama Sumbayak (Sekcab-BPC GMKI Cabang Yogyakarta MB. 2011-2013).

0 comments:

Post a Comment