Friday, April 6, 2012

Bergerak dengan Aset


Suasana Aula 3 - Sekretariat Cabang (SC) Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Yogyakarta saat sore hari hingga hampir tengah malam hari itu, 28 Februari 2012, terasa cukup berbeda. Suasana yang hening sepi terpecahkan dengan aktivitas pelatihan mahasiswa saat itu.
Pelatihan yang membahas tentang “Appreciative Inquiry” tersebut diikuti oleh sekitar 20 orang peserta. Yang terdiri dari beberapa pengurus GMKI Cabang Yogyakarta masa bakti 2011 – 2013, anggota GMKI Cabang Yogyakarta, anggota Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan (STTL) Yogyakarta, dan anggota HIMERY. Serta berlangsung.
Pelatihan tersebut merupakan salah satu acara pertama yang diadakan oleh Badan Pengurus Cabang (BPC) GMKI Yogyakarta setelah mereka dilantik (pada tanggal 18 Februari 2012). Serta merupakan hasil  kerjasama antara GMKI Cabang Yogyakarta dengan kak Yeanne (pendeta mahasiswa Yogyakarta) dan kak Martha Hebi (senior GMKI Cabang Yogyakarta yang sekaligus sebagai fasilitator pelatihan).
Selain itu, materi pelatihan tersebut cukup penting bagi para pegiat atau pengurus organisasi apapun. Terutama bagi BPC GMKI Yogyakarta yang baru saja dilantik untuk menghadapi Sidang Pleno Pengurus yang pertama. Dimana para BPC akan mendiskusikan serta menetapkan tentang program kerja cabang hingga dua tahun ke depan.

Dari Aset ke Program
          Aset yang dimiliki oleh suatu organisasi merupakan pondasi awal dari pembahasan pelatihan tersebut. Dimana aset tersebut tak harus berupa hal- hal yang besar atau rumit dan mahal. Aset yang kelihatan sepele pun turut dibahas dalam pelatihan tersebut.
          Pelatihan yang lebih bersifat partisipatif tersebut diisi dengan pemberian materi singkat, tugas individu, dan tugas kelompok oleh fasilitator. Dimana para peserta diajak berpikir positif. Yakni dengan mendasarkan dan memanfaatkan aset yang ada untuk mencapai visi organisasi.
          Aset yang dimiliki oleh suatu organisasi dipetakan menjadi beberapa macam/ jenis. Yakni aset fisik, aset sosial, aset sumber daya manusia (SDM) dan lain- lain. Serta kesemuanya mempengaruhi setiap aktivitas organisasi tersebut.
          Setelah memetakan dan mengidentifikasi aset yang dimiliki organisasinya masing- masing, para peserta diajak untuk memikirkan cita- cita atau mimpi untuk organisasinya dalam kelompok. Bukan hanya itu, para peserta  juga diajak untuk memvisualisasikannya melalui gambar- gambar di sebuah kertas besar untuk dipresentasikan. Dan kertas yang telah diberi (ditempeli) gambar- gambar visualisasi mimpi tersebut disebut sebagai Papan Visi (Vision Board).
          Melalui refleksi papan visi (Vision Board) organisasi yang telah dibuat, peserta kemudian merancang atau mendesain rencana program kerja yang lebih detail. Dimana rencana program kerja tersebut dilengkapi dengan orang- orang yang berperan sebagai penanggung jawab (koordinator). Sehingga mimpi organisasi yang terwujud dalam program kerja tersebut akan mudah dilaksanakan dan dipelihara.
          Akhirnya, mari kita buang paradigma pengembangan organisasi yang berlandaskan pada kekurangan saja! Bergeraklah dengan aset yang kita dan organisasi kita miliki!
 
                                                                                         Christian Apri Wijaya

0 comments:

Post a Comment